DATA KEMATIAN AKIBAT VAKSIN SINOVAC DISEMBUNYIKAN

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - CORONA - VAKSIN
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
FACEBOOK
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
DILIHAT
7327 KALI

Senin, 25 Januari 2021

DATA KEMATIAN AKIBAT VAKSIN SINOVAC DISEMBUNYIKAN


Beredar unggahan di media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa data kematian akibat Vaksin Sinovac disembunyikan. Unggahan tersebut kemudian mendapat beragam komentar oleh warganet.


CEK FAKTA: Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "data kematian vaksin sinovac" ke kolom komentar Google Search. Hasilnya tidak ada artikel dari media arus utama yang memberitakan soal kabar tersebut.


Liputan6.com kemudian menemukan artikel yang menjelaskan tidak ada efek samping serius pada orang yang disuntik vaksin Covid-19, Sinovac.


Adalah artikel berjudul "Komnas KIPI: Belum Ada Efek Samping Vaksinasi COVID-19 yang Perlu Perhatian Khusus" yang dimuat situs Liputan6.com pada 20 Januari 2021.


Liputan6.com, Jakarta - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) mengatakan bahwa sepekan usai penyuntikkan perdana, mereka belum menemukan efek samping serius yang terjadi usai vaksinasi COVID-19.


Komnas KIPI sendiri pada 19 Januari 2021 kemarin telah menerima sebanyak 28 laporan kasus efek samping usai penyuntikkan vaksin COVID-19 buatan Sinovac.


Hindra Irawan Satari, Ketua Komnas KIPI mengatakan bahwa sebagian besar efek samping dari vaksin COVID-19 yang dilaporkan ke mereka masih di tahap yang dapat diatasi dan disembuhkan.


"Jadi pegal, nyeri tempat suntikan, kemerahan, lemas, demam, mual, perubahan nafsu makan, semua menunjukkan gejala yang sebagian besar tidak perlu pengobatan, ada yang diberi obat, ada yang diobservasi," kata Hindra dalam dialog virtual yang disiarkan di Youtube FMB9ID_IKP.


"Namun Alhamdulillah, mereka semua berakhir dengan happy ending, sehat. Kemudian sampai saat ini kami pantau aman," kata Hindra dikutip Rabu (20/1/2021).


Hindra mengatakan bahwa memang tubuh awalnya akan mengenali vaksin sebagai sebuah benda asing. Reaksinya setiap orang akan berbeda-beda di tahap ini.


Meski begitu, efek samping vaksin corona Sinovac yang dilaporkan sebelumnya juga telah tercatat dalam uji klinis di Bandung dan dalam beberapa jurnal.


"Semua bersifat ringan dan sesuai dengan yang dilaporkan di jurnal-jurnal dan tempat lain, dan semua sehat, tidak ada yang memerlukan perhatian khusus sampai saat ini," ujarnya.


Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam konferensi pers pengumuman pemberian izin pakai darurat beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa efek samping vaksin COVID-19 Sinovac yang umum ditemukan antara lain nyeri, iritasi, pembengkakan, serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, fatigue, dan demam.


Sementara frekuensi efek samping vaksin corona derajat berat seperti sakit kepala, gangguan di kulit, atau diare, hanya dilaporkan 0,1 sampai 1 persen. BPOM menegaskan efek samping tersebut tidak berbahaya dan dapat pulih kembali.


KESIMPULAN: Kabar tentang data kematian akibat vaksin sinovac disembunyikan ternyata tidak benar. Faktanya hingga kini, tidak ada laporan mengenai efek samping serius dan korban meninggal dunia dari suntikan vaksin Sinovac.


Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan).


RUJUKAN:


http://bit.ly/3qGkDCa