DR. TAUFIKURRAHMAN (DOSEN BIOLOGI ITB) : KUNYIT DAN TEMULAWAK YANG KANDUNG CURCUMIN SEBABKAN TUBUH GAMPANG TERKENA COVID-19

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - CORONA
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
WHATSAPP
BUKTI ADUAN
LINK
PETUGAS CEK FAKTA
DILIHAT
417 KALI

Kamis, 19 Maret 2020

KONSUMSI KUNYIT DAN TEMULAWAK RAWAN TERPAPAR COVID-19


[MISLEADING CONTENT]


Berdasarkan aduan yang masuk ke Tim Jabar Saber Hoaks. Viral di grup-grup percakapan tentang anjuran menghindari konsumsi kunyit dan temulawak sepanjang COVID-19 masih mewabah. Pesan itu mengutip arahan dari dua ahli di Institut Teknologi Bandung (ITB), yakni Taufikurrahman, doktor di Kelompok Penelitian Ilmu Tanaman dan Bioteknologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, dan Daryono Hadi Tjahjono, profesor di Sekolah Farmasi.


[CEK FAKTA]


Informasi tersebut tidak pernah disampaikan secara resmi oleh Taufikurrahman kepada publik. Itu hanya diskusi internal mengenai jurnal ilmiah dan beberapa tambahan bacaan lainnya. Diskusi itu masih dalam perdebatan dan belum selesai. Bahan percakapan itu menjadi viral setelah ada rekan yang menyebar via Instagram.


“Perlu saya jelaskan bahwa tulisan itu sumbernya sebenarnya dari diskusi internal WAG dan Facebook, terhadap suatu paper ilmiah dan beberapa tambahan bacaan lainnya, masih debatable. Diskusinya sebenarnya belum selesai, tetapi ada teman yang memviralkan,” kata Taufikurrahman kepada Sekoci Hoaxes (18/03/20).


Kunyit dan temulawak diketahui mengandung curcumin, memicu diskusi hubungan isi jurnal dan Covid-19. “Isi paper yang dipaparkan itu adalah curcumin murni, sedangkan pada kunyit dan temulawak kita tahu ada macam-macam senyawa lainnya. Jadi efeknya akan beda,” Taufikurrahman menambahkan.


Menkonsumsi minuman herbal atau jamu harus dalam batas wajar, jika berlebihan akan menimbulkan efek samping. “Hanya untuk kehati-hatian kita agar lebih waspada jika menkonsumsi minuman herbal, jamu, atau empon-empon. Ada hal yang harus diperhatikan, seperti jumlah dan frekuensi menkonsumsinya. Supaya jangan berlebihan sehingga dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan,” tambahnya.


[REFERENSI]


http://bit.ly/2WsrKSO


http://bit.ly/2Qr5LrJ

Klarifikasi
Kamis, 06 Februari 2025
Kamis, 06 Februari 2025
Kamis, 06 Februari 2025