Rabu, 29 Januari 2020
BANGKAI BABI BERVIRUS YANG DIBUANG KE SUNGAI DI SUMUT MENCEMARI IKAN
[MISINFORMASI]
Berdasarkan aduan yang masuk ke TIm Jabar Saber Hoaks. Narasi yang menyebut bahwa ratusan bangkai babi yang terkena virus dibuang ke sungai di Sumatera Utara (Sumut) viral di media sosial. Seiring dengan menyebarnya narasi itu, beredar pula imbauan untuk tidak makan ikan dari sungai tempat bangkai-bangkai itu dibuang. Sebelumnya, ramai pemberitaan mengenai virus babi yang bernama Hog Cholera.
[PENJELASAN]
Untuk menjawab pertanyaan mengenai ratusan bangkai babi yang terserang virus dibuang ke sungai di Sumatera Utara, Tim CekFakta Tempo pertama-tama menelusuri video berita CNN Indonesia yang diunggah oleh akun Sumarni. Hasilnya, video itu memang benar video yang diunggah kanal CNN Indonesia di YouTube. Video itu diunggah pada 5 November 2019. Menurut video tersebut, ratusan bangkai babi itu ditemukan di hilir Sungai Bedera dan Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Sumatera Utara. Diduga, bangkai-bangkai babi itu dibuang di hulu sungai dan terbawa arus hingga ke hilir. Pada 5 November, Pemerintah Kecamatan Medan Marelan telah menepikan dan mengikat sebagian bangkai ke pohon di pinggir sungai agar tidak terbawa arus ke pemukiman warga. Sebagian lainnya telah diangkat ke darat. Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, seperti dilansir dari situs Merdeka.com, bangkai-bangkai babi yang dibuang ke sungai itu diduga kuat terkait dengan wabah virus Hog Cholera yang menyerang babi di sejumlah wilayah di Sumut. Namun, untuk pembenarannya, kita tunggu hasil lab, ujarnya pada 6 November 2019. Petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut telah turun ke lokasi penemuan ratusan bangkai babi itu, seperti di hilir Sungai Bedera. Mereka melakukan pengamatan dan pengambilan sampel untuk diperiksa di laboratorium. Berdasarkan pengamatan di lapangan, babi-babi yang sudah mati itu diduga kuat terjangkit virus Hog Cholera dan kemudian dibuang pemiliknya ke sungai. Meskipun begitu, menurut Azhar, virus Hog Cholera tidak menular pada ikan. Dia mengatakan virus Hog Cholera hanya menular pada babi. Virus tersebut tidak menular ke yang lain, jadi tidak ada masalah, kata Azhar saat dihubungi Tempo pada 13 November 2019. Dikutip dari artikel cek fakta Tempo pada 6 November 2019, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, menyatakan bahwa virus Hog Cholera tidak membahayakan manusia walaupun daging babi yang terjangkit virus itu dikonsumsi. Aman, tidak bahaya bagi manusia, ujar Azhar seperti dikutip dari situs Kompas.com. Selain beredar pemberitaan soal Hog Cholera, tersebar pula informasi mengenai merebaknya virus babi Afrika. Menurut Departemen Pembangunan Industri Primer dan Regional Australia, virus babi Afrika (African swine fever) memang serupa dengan virus Hog Cholera (classical swine fever) meskipun jenis virusnya berbeda. Namun, kedua virus ini hanya bisa menyerang babi, tidak bisa menyerang manusia. Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan serta Kementerian Kesehatan Vietnam juga mengkonfirmasi bahwa virus babi Afrika tidak menginfeksi manusia. â??Penyakit ini tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Jadi, masyarakat diharap tenang, jangan panik dengan memboikot konsumsi produk daging babi yang aman, bebas penyakit, dan diproses secara higienis,â? tulis pemerintah Vietnam dalam situs media Vietnam, Baogiaothong, pada 8 Maret 2019. Dilansir dari situs Republika.co.id pada 12 November 2019, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa pemerintah terus berupaya mencegah masuknya virus babi Afrika ke Indonesia. Sejauh ini, Kementerian Pertanian sudah menyurati para gubernur dan bupati agar meningkatkan kewaspadaan terkait virus tersebut. Syahrul juga mengimbau masyarakat supaya tidak memercayai kabar yang belum jelas kebenarannya tentang virus babi Afrika. Dia memastikan virus tersebut tidak akan menulari manusia. Sesuai apa yang saya dapat dari pendekatan akademis dan sumber-sumber tepercaya lainnya, ternyata penyakit itu tidak menular kepada manusia, ujar Syahrul pada 11 November 2019
[SUMBER KLARIFIKASI]
http://bit.ly/2GuAfn1