Minggu, 14 Juli 2019
[DISINFORMASI]
Berdasarkan aduan yang masuk ke Tim Jabar Saber Hoaks. Ada pertanyaan dari warginet mengenai kebenaran dari beredarnya sebuah foto dengan narasi "karyawan aseng di pabrik krakatau steel".
[PENJELASAN]
Pabrik Blast Furnace justru untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan impor dan memperkuat sektor hulu, bukan seperti premis pelintiran yang dibangun. MCC CERI dan Krakatau Engineering adalah konsorsium kontraktor proyek pabrik tersebut yang mulai beroperasi pada tahun 2018.
Pabrik blast furnace mampu menghasilkan 1,2 juta ton hot metal per tahun. Penggunaan hot metal akan mengurangi biaya produksi di steel making, utamanya dengan menurunkan konsumsi listrik di proses steel making (EAF) karena bahan baku hot metal dimasukkan dalam bentuk cair pada temperatur tinggi (± 1.200oC). "Selain itu adanya hot metal dalam proses peleburan dapat menurunkan konsumsi elektroda.
Proyek blast furnace merupakan hasil kerjasama konsorsium MCC CERI yang berasal dari Tiongkok dengan anak perusahaan PT Krakatau Steel, PT. KS Engineering.
Para TKA dibutuhkan lantaran tenaga kerja lokal masih belum memiliki pengalaman dalam mengoperasikan teknologi tersebut.
Presiden Direktur PT. KS Engineering Utomo Nugrogo mengatakan, keberadaan TKA Tiongkok itu hanya bersifat sementara atau tenaga kontrak. Sebab, setelah pengetahuan teknologinya diberikan kepada para tenaga kerja lokal, maka keberadaan mereka juga tidak terlalu dibutuhkan lagi oleh PT. KS Engineering.
“Jadi, mereka bukan permanen tugasnya di sini. Hanya supervisi alat, supaya ilmunya bisa ditransfer ke operator kami. Misalkan nanti suatu saat ada maintanance, maka kami sudah siap menghadapi masalah itu,” tutur Utomo.
[SUMBER KLARIFIKASI]
https://bit.ly/2LWzxDh
https://bit.ly/32sNP46
https://bit.ly/2YW83B6
https://bit.ly/2LnWXC1
https://bit.ly/2SmwpSm