BENARKAH KELOMPOK LGBT MENGKAMPANYEKAN HOMOSEKSUALITAS DI HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL?

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
SARA - ANTAR GOLONGAN
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - FALSE CONTEXT
KANAL ADUAN
WHATSAPP
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
Alfianto Yustinova
DILIHAT
232 KALI

Sabtu, 30 Maret 2019

BENARKAH KELOMPOK LGBT MENGKAMPANYEKAN HOMOSEKSUALITAS DI HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL?
.
[DISINFORMASI]
Beredar informasi yg menyebutkan bahwa kelompok LGBT mengkampanyekan homoseksualitas di Hari Perempuan Internasional. Narasi itu dibagikan oleh akun Uun Gunawan Unz di Facebook pada 14 Maret 2019.
.
[PENJELASAN]
Akun tersebut membagikan lima foto suasana aksi dgn memfokuskan pada poster tuntutan dan simbol-simbol berwarna pelangi. Di antaranya bertuliskan: “Dukung Perjuangan LGBT melawan diskriminasi dan Mendapatkan Hak Penuh Warga Negara”, “Stop Persekusi dan Kriminalisasi LGBT”, “Hentikan Persekusi Perempuan dengan Ragam Identitas”.
Uun Gunawan Unz menyertakan kalimat Na'udzubillahi mindzalik serta tulisan Direktur Eksekutif Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSIST), Dr. Henri Salahudin.
Henri Salahudin memang benar telah menulis “Ketika Genderang Perang itu Ditabuh” di beranda FB nya pada 12 Maret 2019. Tulisan ini sendiri telah dibagikan 561 kali, kemudian dikutip oleh akun Uun Gunawan Unz dengan menyertakan foto-foto lain yang diklaim adalah aksi kelompok LGBT di Hari Perempuan.
Peserta aksi yg membawa poster kampanye perlindungan bagi LGBT sebenarnya adalah jemaat Gereja Komunitas Anugerah – Reformed Baptist Salemba, Jakarta. Itu tampak dari logo Gereja Komunitas Anugerah yang terpasang pada foto dua poster aksi, sebagaimana yang dibagikan akun Uun Gunawan.
Mereka memang turut dalam aksi International Women Day (IWD) 2019 yg diperingati dengan aksi jalan kaki dari Bundaran Bank Indonesia hingga Taman Aspirasi di depan Istana Merdeka, 8 Maret 2019.
Hubungan Kemasyarakatan Gereja Komunitas Anugerah – Reformed Baptist Salemba, Julius Christian Adiatma, menjelaskan bahwa narasi yang menyebutkan aksi itu untuk mempromosikan LGBT dan menuntut pengesahan pernikahan sesama jenis adalah keliru.
“Selain itu, ada juga narasi yg mengaitkan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan kampanye komunitas LGBT. Narasi-narasi seperti ini jelas tidak sesuai dengan fakta yang ada,” kata Julius dalam siaran persnya yang diterima Tempo, 21 Maret 2019.
.
[SUMBER PANTAUAN]
[SUMBER KLARIFIKASI]