Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Sukabumi menyelengarakan
Pengukuhan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dan
Workhsop Strategi Antisipasi Penyebaran Hoaks pada 30 Mei 2023 bertempat di
Ruang Pertemuan Balaikota Sukabumi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Rahmat Sukandar mengukuhkan empat pengurus KIM diantaranya KIM Maslahat dari Kelurahan Karamat, KIM Cetar dari Kelurahan Benteng, KIM Garuda dari Kelurahan Baros dan KIM Cakra Widya dari Kelurahan Cibeureum Hilir.
Dalam Sambutannya, Rahmat Sukandar berharap KIM ini akan menjadi mitra pemerintahan dalam menyebarluaskan informasi pembangunan, program-program kegiatan yang akan dilaksanakan, pencapaian dan sebagainya agar sampai secara sempurna kepada masyarakat.
“KIM ini akan menjadi mitra pemerintahan dalam menyebarluaskan informasi pembangunan, program-program kegiatan yang akan dilaksanakan, pencapaian kita dan sebagainya agar sampai secara sempurna kepada masyarakat. Jadi pembentukan KIM adalah dalam semangat melaksanakan tugas-tugas pembangunan termasuk penyebarluasan informasi-informasi kesukabumian, kepemerintahan kota sukabumi secara kolaborasi dan sinergi” Ungkap Rahmat.
Terkait kegiatan Workshop dengan tema strategi antisipasi penyebaran hoaks, Rahmat Sukandar menyampaikan bahwa selama ini Diskominfo Kota Sukabumi telah melakukan kerjasama dengan Jabar Saber Hoaks (JSH) untuk memastikan bahwa informasi-informasi tersebar di masyarakat itu informasi yang benar.
“Jadi kami menyediakan suatu jendela khusus website sukabumikota.co.id, yang berisi informasi-informasi yang sebenarnya. Jadi nanti teman2 nanti kalo ada informasi yang berseliweran cek fakta dulu deh, cek ke Jabar Saber Hoaks atau cek ke sukabumikota.co.id” Ungkapnya.
Pada sesi Workshop menghadirkan narasumber Geri Sugiran selaku Pembina Relawan TIK Kota Sukabumi dan Sandi Ibrahim Abdullah selaku Koordinator Data, Diseminasi, dan Pengembagan Program Jabar Saber Hoaks.
Geri menyampaikan bahwa persentase jumlah pengguna internet saat ini 70% atau 200 juta pengguna dari total jumlah penduduk 276 juta jiwa, dengan jumlah pengguna media sosialnya santa tinggi. Bahkan, lanjut Geri, pengguna atau jumlah hand phone saat ini melibih jumlah penduduknya, artinya satu orang memiliki lebih dari satu hanphone dan juga memeliki lebih dari satu akun media media sosial dengan rata-rata lama mengakses internet 7-8 jam.
“Pengguna internet di Indonesia berjumlah sekitar 200 juta dengan jumlah penduduk 276 juta, hampir 70 persen bahkan mungkin di bulan Mei ini sudah lebih dari 70 persen dan yang menarik justru pengguna media sosialnya sangat banyak, hampir semua pengguna internet adalah pengguna media sosial, dan pengguna handphone melebihi jumlah penduduknya, artinya satu orang memiliki lebih dari satu handphone” Ungkap Geri.
Dengan adanya pengukuhan KIM tersebut, Geri berharap KIM mampu mengoptimalkan berbagai media termasuk media sosial dalam melakukan diseminasi informasi secara maksimal, karena informasi yang berkualitas itu yang dekat dengan sumbernya.
Geri juga menyampaikan, KIM merupakan lembaga layanan publik walaupun konsepnya komunitas, disitu ada sinergi antara netizen dengan pemerintah kelurahan dengan tujuan layanan informasi termasuk dalam pemanfaatan TIK nya.
“KIM ini sebetulnya semacam lembaga layanan publik juga walaupun konsepnya komunitas yang bersinergi dengan netizen dengan pemerintah kelurahan dengan tujuan layanan informasi, termasuk dalam pemanfaatan TIK nya.” Ungkap Geri
Terdapat enam langkah yang utama digunakan dalam menjalankan program dan kegiatan KIM yang didasarkan pada prinsip ADINDA: Akses Informasi, Diskusi tentang infromasi, Implementasi informasi yang diperoleh, Networking, Diseminasi, dan Aspirasi menyerap informasi.
Pada kesempatan yang sama, Sandi Ibrahim Abdullah selaku narasumber dari Jabar Saber Hoaks menyampaikan bahwa kekacauan informasi melahirkan disinformasi digital dan hoaks yang berdampak pada bahaya merugikan, menyesatkan. Hoaks juga menimbulkan fitnah, kebencian, perpecahan, dan konflik sosial.
“Kekacauan informasi melahirkan disinformasi digital dan hoaks yang berdampak pada bahaya merugikan, menyesatkan. Hoaks juga menimbulkan fitnah, kebencian, perpecahan, dan konflik sosial” Ungkap Sandi.
Sandi juga menyampaikan jenis misinformasi dan disinformasi mulai dari kadar bahayanya rendah seperti parody/satire, sampai pada kadar bahaya paling tinggi fabricated content atau konten palsu yang 100% sengaja dirancang untuk menipu dan merugikan orang lain. Motivasi penyebaran hoaks, lanjut Sandi, salah satunya untuk mendapatkan keuntungan seseorang atau kelompok dan merugikan orang banyak.
Dalam mengantisipasi penyebaran hoaks, lanjut Sandi, kuncinya adalah penguatan literasi, mulai membiasakan kritis dalam menerima informasi, membaca pesan secara utuh dan menyeluruh, perbanyak informasi pembanding serta menghindari bias informasi dan bias konfirmasi.
“Sudah saatnya perlu dibiasakan kritis dalam menerima informasi, membaca pesan secara utuh dan menyeluruh, perbanyak informasi pembanding serta menghindari bias informasi dan konfirmasi” Ungkap Sandi.
Selain itu, lanjut Sandi, melalui kegiatan workshop yang menghadirkan KIM dan pengelola media sosial para OPD ini, akan menjadi potensi kekuatan kolaborasi dalam menanggulangi penyebaran hoaks dan penguatan literasi digital di Kota Sukabumi. (jsh)