“Merdeka dari Hoaks dengan Cek Fakta Mandiri” adalah tema yang diangkat dalam webinar Jabar Saber Hoaks (JSH) yang bekerja sama dengan Liputan6.com pada Kamis (26/8/2021).
Webinar tersebut berangkat dari permasalahan yang dihadapi saat ini. Penyebaran hoaks yang belakangan makin masif mengharuskan masyarakat harus memilah informasi yang benar dan tetap waspada saat memilih informasi yang dikonsumsi. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya literasi digital dan webinar dapat membentuk literasi yang kuat agar masyarakat dapat menangkal berita-berita palsu serta dapat mencegah hoaks agar terhindar dari misinformasi.
Menurut Fact Checker senior dari JSH, Alfianto Yustinova. Masyarakat mudah terpapar hoaks salah satunya adalah hanya membaca judul informasi secara singkat dan kemudian langsung memberikan opini. Terutama di media online yang sering memberikan judul bombastis, agar siapapun yang membaca langsung membuka tautan tersebut. Namun isi dari berita tersebut tidak 100 persen mirip dengan judul yang diberikan.
Kendala misinformasi saat pandemi adalah tingkat kepercayaan pada otoritas yang rendah. Hal ini masih sulit diterapkan masyarakat untuk percaya kepada media, pemerintah, dan tenaga kesehatan. Sebagai contoh, di masa pandemi banyak buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan yang dipercaya dapat menyembuhkan Covid-19 dan banyak orang percaya. Padahal informasi tersebut belum terbukti benar dan belum teruji secara klinis.
Kami selalu mengkampanyekan agar masyarakat bernalar kritis, sehingga tidak percaya begitu saja dengan informasi yang diterima. Selain itu, kami juga mengkampanyekan penggunaan media sosial secara bijak, sehingga masyarakat hanya membagikan informasi yang bermanfaat. Kami mengimbau masyarakat untuk mencari pembanding saat menerima informasi agar tak mudah terpapar hoaks. Lalu kami juga berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Dewan Pers, Pemerintah, Kominfo, Polri, Forum Anti Hoaks, bidang pendidikan, dan media seperti yang dilakukan dalam webinar kali ini.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (Diskominfo), Setiaji menyebutkan cek fakta adalah inisiasi yang penting, bagaimana masyarakat bisa memastikan bahwa informasi yang diterima adalah kebenaran. Masyarakat bisa mengidentifikasi dan mencegah berita yang diterima untuk dicerna kembali apakah informasi yang didapat harus dibagikan atau tidak, serta apakah informasi yang didapat bermanfaat atau tidak.
Fact Checker Liputan6.com, Adyaksa Vidi Wirawan membagikan tips-tips untuk menangkal hoaks dan memberikan tutorial pengecekan fakta mandiri menggunakan tool-tool sederhana, seperti Google Image dan Yandex. Selain itu, koordinator Pegiat Cek Fakta Liputan6.com, Karmin Winarta, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut menangkal hoaks, disinformasi, maupun misinformasi secara bersama-sama dengan ikut bergabung pada kelompok Pegiat Cek Fakta Liputan6.com yang sudah berdiri sejak 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas. Kelompok tersebut terbentuk karena perkembangan hoaks yang semakin massif. Media pun tidak dapat berdiri sendiri untuk menangkal tebaran hoaks tersebut. Semakin banyak masyarakat secara individu yang sadar dan ikut terlibat dalam kegiatan cek fakta, diharapkan semakin banyak juga hoaks yang berhasil ditangani bersama-sama.