KETUA OSIS SMAN 1 SUMBER : PARA PELAJAR HARUS BISA MEMILIH DAN MEMILAH KONTEN BERITA DI MEDSOS

Dilihat: 596 kali
Selasa, 24 Januari 2023

Hoaks merupakan suatu peristiwa atau kegiatan kejahatan yang berisi kebohongan publik, dimana mereka (para oknum) sengaja memberikan informasi yang tidak benar atau tidak pasti kebenarannya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 1 Sumber, Imam Nurzaman, disela acara penyuluhan pengenalan hoaks dan bahayanya kepada para pelajar.

Penyuluhan yang disampaikan oleh Unit Jabar Saber Hoaks itu, merupakan rangkaian acara Siaran Keliling Gubernur Jawa Barat (Sarling ke-23) bertempat di SMAN 1 Sumber Kabupaten Cirebon, pada Selasa (24/1/23).

Imam menambahkan, tanggungjawab atau peran yang bisa kami (para pelajar) lakukan, yaitu mulai dari hal yang kecil, seperti bagaimana cara kita (pengguna media sosial) membuat konten atau postingan-postingan di akun sosial media yang kita miliki.

“Banyak postingan di medsos yang belum tentu kebenarannya teruji. Kita sebagai pelajar harus bisa memilih dan memilah tontonan atau konten yang baik,” tutur Imam yang merupakan siswa dari kelas XI MIPA 5 SMAN 1 Sumber.

Tak hanya pelajar di lingkungan SMAN 1 Sumber, pada acara penyuluhan tersebut, turut pula hadir siswa-siswi perwakilan beberapa sekolah di wilayah Cirebon.

Teresia, salah satu siswi SMAN 2 Kota Cirebon mengatakan, hoaks yang menyebar di media sosial sangatlah berbahaya.

“Terlebih jika hoaks telah menyasar ke kalangan para orang tua yang tidak mampu memilah, mana berita benar, mana berita bohong,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Unit Jabar Saber Hoaks, Alfianto Yustinova dalam sesi penyuluhannya mengatakan, para pelajar hari ini harus jadi agen-agen pengecek fakta terhadap setiap rumor atau isu yang beredar di kanal media sosial, minimal jadi agen pengecek fakta di lingkungan keluarga.

Di era digitalisasi informasi, lanjut Fian, salah satu yang harus diwaspadai dari konten unggahan kita di media sosial adalah jejak digital (digital shadow).

Fian mencontohkan, praktik penelusuran jejak digital seseorang manakala dirinya melamar pekerjaan ke suatu perusahaan atau instansi pemerintahan.

“Tak sedikit para penyeleksi perusahaan (HRD) saat ini, menggunakan metode seleksi penelusuran latar profil atau jejak digital para pelamar kerja melalui penelusuran kanal media sosial sang pelamar,” ucap Fian.

Penyuluhan bahaya hoaks bagi kalangan pelajar di lingkungan sekolah terus dilakukan oleh Tim Unit Jabar Saber Hoaks. Hal ini dilakukan sebagai salah satu ikhtiar untuk menguatkan pemahaman literasi digital bagi kalangan pelajar agar tidak mudah terkelabui oleh suatu berita palsu alias hoaks. (JSH).

*Penulis : Depi Agung Setiawan, S.Sos., M.I.Kom. (Wakil Ketua Unit Jabar Saber Hoaks)