VAKSIN PFIZER MEMPUNYAI KANDUNGAN POTASSIUM KLORIDA YANG MEMBAHAYAKAN JANTUNG

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - CORONA - VAKSIN
LOKASI INFORMASI
INTERNATIONAL - INTERNATIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
TWITTER
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
Tommy Sutami
DILIHAT
306 KALI

Kamis, 11 Agustus 2022

Beredar sebuah unggahan di media sosial Twitter dengan narasi yang mengklaim bahwa Vaksin Pfizer mengandung potasium klorida yang dikatakan dapat membahayakan jantung. Selain itu, narasi tersebut juga menghubungan kandungan potasium klorida dengan euthanasia bagi para tahanan terpidana mati. Narasi tersebut di akhiri dengan kesimpulan bahwa penggunaan vaksin ditujukan untuk mengeksekusi para terpidana mati. Tapi, benarkah demikian?


CEK FAKTA

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, kandungan potasium klordia yang terdaoat pada vaksif pfizer dapat membahayakan jantung adalah tidak benar. Dilansir dari reuters.com, kandungan potasium klorida pada vaksin pfizer kurang dari 1 mmol (39mg) per dosis. Angka tersebut sangatlah kecil, bahkan dapat dikatakan bahwa vaksin tersebut bebas potasium klorida.

Lebih lanjut, potasium klorida dapat diberikan secara intravena dan dalam jumlah yang sangat terkontrol merupakan suatu pengobatan untuk kekurangan kalium yang parah. Data dari uji coba dan peluncuran vaksin COVID-19 menunjukkan bahwa vaksin tersebut aman. Hal tersebut juga di dukung sebagaimana dikatakan oleh hellosehat.com, bahwa kandungan potasium atau kalium memiliki manfaat bagi tubuh manusia sebagai mineral yang membantu membawa sinyal elektrik ke sel di dalam tubuh.


KESIMPULAN

Kandungan potasium klorida dalam vaksin berada dalam jumlah yang sangat kecil sehingga dapat dikatakan bebas potasium. Selain itu, bagi gejala kekurangan kalium yang parah, potasium ini dapat diberikan secara intravena dalam jumlah yang terkontrol. Dengan demikian, narasi yang mengklaim bahwa kandungan potasium klorida dalam vaksin pfizer dapat membahayakan jantung adalah tidak benar.


Informasi ini termasuk pada kategori Misleading Content.