Selasa, 09 Agustus 2022
Beredar sebuah narasi di media sosial Twitter yang mengklaim bahwasannya vaksin Covid-19 dapat membunuh sel T serta hal yang melatar belakangi kenaikan kasus tumor/kanker/sarkoma. Benarkah demikian?
CEK FAKTA
Berdasarkan penelurusan yang dilakukan, isu tersebut merupakan Hoaks Lama Bersemi Kembali (HLBK). Isu serupa telah diklarifikasi oleh tim Turnbackhoax.id dan Kumparan.com pada akhir tahun 2021. Dalam artikel tersebut disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara vaksin Covid-19 dan kenaikan kasus kanker. Vaksin yang telah didistribusikan dan diberikan telah melalui serangkaian uji keamanan dan keefektifan yang mencegah gejala parah akibat Covid-19.
Dilansir dari usatoday.com, Donald Alcendor, Assistant Professor of Cancer Biology at Meharry Medical College mengatakan bahwa klaim tersebut tidak mendasar, data uji klinis menunjukkan tidak ada hubungan antara suntikan vaksin Covid-19 dengan kanker.
Lebih lanjut, dilansir dari kumparan.com tentang isu peningkatan kanker yang dikarenakan vaksin Covid-19 membunuh sel T (sel kekebalan), Direktur Institut Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman Amerika Serikat, John Wherry, menyatakan klaim tersebut tidak benar.
“Terdapat lusinan penelitian pada titik ini yang menunjukkan bahwa vaksin ini menginduksi sel T spesifik virus yang kuat dan bahwa sisa kompartemen sel T pada dasarnya dibiarkan normal, pada dasarnya tidak tersentuh,” ujar Wherry.
KESIMPULAN
Narasi yang mengatakan bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan kenaikan kasus kanker maupun vaksin Covid-19 dapat membunuh sel T adalah tidak benar. Informasi tersebut termasuk pada kategori Misleading Content.
RUJUKAN
https://bit.ly/3vSjYmi, https://bit.ly/3A4SJ9p, https://bit.ly/3vOz2kE