JONG CHINA TIDAK BERGABUNG DALAM KONGRES PEMUDA YANG MELAHIRKAN SUMPAH PEMUDA

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
SARA - RAS
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - FABRICATED CONTENT
KANAL ADUAN
TWITTER
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
Tommy Sutami
DILIHAT
1124 KALI

Selasa, 09 November 2021

JONG CHINA TIDAK BERGABUNG DALAM KONGRES PEMUDA YANG MELAHIRKAN SUMPAH PEMUDA


Beredar narasi yang mengklaim bahwa Jong Cina tidak mau bergabung sejak Kongres Pemuda 1926, 1927 dan 1928, beredar di media sosial saat peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021.


Klaim itu diunggah dalam sebuah flyer digital berjudul “Fakta Sejarah yang Coba untuk Dikaburkan”, bersama tiga flyer lain yang membandingkan peran etnis Tionghoa dan etnis Arab dalam sejarah lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober. 


CEK FAKTA :
Dilansir cekfakta.tempo.co, etnis Tionghoa memiliki peranan dan berkontribusi di masa pergerakan Indonesia, terutama dalam Kongres Pemuda yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober.

Menurut sejarawan Ravando Lie, etnis Tionghoa tidak pernah mendirikan organisasi pemuda bernama Jong China dalam masa pergerakan Indonesia kala itu. Dalam sejumlah arsip, kata dia, memang ada istilah Jong Chinese Bewerking. Namun istilah itu bukan sebuah organisasi seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond atau organisasi pemuda berlatar etnis lainnya yang berdiri tahun 1920an.

Lalu apabila dilihat lebih detail ada beberapa peranan penting etnis tionghoa dalam pergerakan sumpah pemuda saat itu, diantaranya rumah yang digunakan sebagai tempat Sumpah Pemuda 1928 adalah milik Sie Kong Liang, seorang pria berlatar Tionghoa.

Selain Sie Kong Liang, ada empat pemuda keturunan Tionghoa lain yang menghadiri Sumpah Pemuda. Mengutip Sejarawan Didi Kwartanada di situs historia.id, empat Tionghoa yang hadir di Kongres Pemuda II yakni Kwee Thiam Hong anggota Jong Sumatranen Bond yang mengajak tiga sahabatnya anggota kepanduan: Oey Kay Siang, Liauw Tjoan Hok, Tjio Djien Kwie. Keempat sosok ini tidak banyak tercatat dalam sejarah, tapi mereka punya peranan besar sebagai anggota kepanduan.

Kemudian ada koran Sin Po juga merupakan surat kabar pertama yang, pada 10 November 1928, menyiarkan lagu Indonesia gubahan Wage Rudolf Supratman, ketika media lain tidak berani memuat lagu yang kemudian menjadi lagu kebangsaan Indonesia tersebut. 

Berikutnya ada sosok Yo Kim Tjan yang berperan mendistribusikan lagu Indonesia raya dalam piringan hitam ke berbagai pihak.

KESIMPULAN :

Dari pemeriksaan fakta di atas, narasi yang mengklaim bahwa Jong Cina tidak mau bergabung dalam Kongres Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda adalah keliru. 


Sejumlah fakta sejarah justru menunjukkan sebaliknya, sejumlah orang keturunan Tionghoa, justru memiliki peran penting di masa pergerakan Indonesia dan Sumpah Pemuda.


Informasi ini adalah jenis kategori Fabricated Content.

RUJUKAN :
1. https://bit.ly/3BUMGmt
2. https://bit.ly/3BRJxE4
3. https://bit.ly/3BVTLDu