VAKSIN COVID 19 MENYEBABKAN WANITA MANDUL

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - CORONA - VAKSIN
LOKASI INFORMASI
INTERNATIONAL - INTERNATIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
FACEBOOK
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
Tommy Sutami
DILIHAT
394 KALI

Rabu, 14 Juli 2021

VAKSIN COVID 19 MENYEBABKAN WANITA MANDUL


Beredar sebuah video pernyataan daris seorang dokter asal Belanda bernama dr Elke F de Klerk mengenai efek samping vaksin Covid-19. Ia menyebut vaksin menyebabkan kemandulan bagi wanita dan anak perempuan.

Selanjutnya, ia menyebut efek samping infeksi sel yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Vaksin Covid-19 pun bisa memgubah genetik DNA untuk selamanya.

CEK FAKTA :
Dilansir detik.com, Direktur program imunisasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Kate O'Brien, kembali menegaskan bahwa rumor itu keliru.
 
"Vaksin yang diberikan ke orang-orang tidak bisa menyebabkan kemandulan. Ini adalah rumor lama yang sering muncul juga pada banyak vaksin lain dan selama ini tidak pernah terbukti kebenarannya," kata Kate seperti dikutip dari halaman resmi Twitter WHO.
 
Desas-desus ini didasarkan pada messenger RNA dalam vaksin dapat menyebabkan kemandulan dengan secara tidak sengaja menyerang protein di dalam plasenta, karena struktur protein spike-nya mirip. Namun, keduanya dipastikan adalah struktur yang sangat berbeda.

Dilansir dari halodoc.com, berbagai studi menunjukkan antibodi terhadap protein spike SARS Cov-2 tidak akan menyerang plasenta, karena telah ditemukan antibodi Covid-19 pada bayi yang baru lahir. Antibodi ini telah melewati plasenta dari ibunya ketika mereka terinfeksi selama masa kehamilan.

Pada uji klinis vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca pun ada 53 kehamilan. Hasil dari kehamilan ini tidak berbeda pada peserta yang menerima vaksin Covid-19 dibandingkan mereka yang tidak. Sehingga ini menunjukkan bahwa vaksin ini tampaknya memiliki pengaruh yang kecil terhadap kesuburan atau kehamilan.

KESIMPULAN :
Klaim vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan bagi wanita dan anak perempuan adalah salah. Faktanya, informasi tersebut telah dibantah organisasi kesehatan dunia (WHO).

Informasi ini adalah jenis kategori MISLEADING CONTENT.

RUJUKAN :
1. https://bit.ly/3iaICGK
2. https://bit.ly/3kgpHxa
3. https://bit.ly/3hEa00W