PEJABAT DENMARK MENINGGAL KARENA DIRACUN SAAT UMUMKAN LARANGAN VAKSIN ASTRAZENECA

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - CORONA - VAKSIN
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - FALSE CONTEXT
KANAL ADUAN
WEBSITE
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
Tommy Sutami
DILIHAT
151 KALI

Rabu, 21 April 2021

PEJABAT DENMARK MENINGGAL KARENA DIRACUN SAAT UMUMKAN LARANGAN VAKSIN ASTRAZENECA


Beredar video yang mengklaim bahwa pejabat pemerintah Denmark meninggal karena diracun saat mengumumkan larangan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Video itu memuat teks yang berbunyi: "Denmark pencegahan vaksin AstraZeneca dan selama pengumuman berlangsung salah satu pejabat pemerintah pingsan dan meninggal."

CEK FAKTA :
Dilansir cekfakta.tempo.co, diketahui bahwa perempuan yang terjatuh dalam video tersebut adalah Kepala Badan Obat-obatan Denmark, Tanja Erichsen. Namun, ketika itu, Erichsen hanya pingsan, tidak meninggal karena diracun. Kondisinya pun telah membaik setelah menjalani perawatan.

Erichsen pingsan dalam sebuah permintaan pers yang mengumumkan larangan permanen Denmark terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca. Namun, menurut The Sun , pemerintah Denmark mengumumkan bahwa Erichsen sudah sadar dan telah dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Klaim-klaim palsu terkait pingsannya Tanja Erichsen itu tidak hanya tayang di Indonesia, tapi juga di Eropa. Di sana, menyebar klaim yang menyebut bahwa dia pingsan setelah menerima vaksin Astrazeneca.


KESIMPULAN :
klaim bahwa seorang pejabat pemerintah Denmark, Tanja Erichsen, meninggal karena diracun saat mengumumkan larangan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca , keliru. 

Dalam video yang digunakan untuk membiayai klaim itu, Erichsen yang merupakan Kepala Badan Obat-obatan Denmark hanya pingsan karena kantor, bukan meninggal karena diracun.

Informasi ini adalah kategori jenis FALSE CONTEXT

REFERENSI :
1. https://bit.ly/32ECwqN
2. https://bit.ly/32xp8Vx