Tanggal Rilis : Rabu, 09 Oktober 2024
Sebuah video beredar di WhatsApp dan Facebook yang mengatakan bahwa kopi saset Indocafe yang diproduksi di Indonesia, mengandung obat berbahaya yang diedarkan untuk mengurangi jumlah penduduk. Video itu memperlihatkan isi dari produk Indocafe Coffeemix 3 in 1 yang mengandung benda berwarna merah muda, yang diklaim sebagai obat berbahaya.
Dilansir dari Tempo, kopi saset Indocafe merupakan produk yang dihasilkan PT Sari Incofood Corporation. Mereka juga telah mempublikasikan pernyataan resmi terkait video yang beredar tersebut.
Dalam pengumuman itu, Kantor Advokat M. Kamaluddin SH & Associates selaku kuasa hukum PT Sari Incofood Corporation, menyatakan bahwa video yang mengatakan kopi saset Indocafe mengandung obat berbahaya adalah narasi yang keliru.
“Sehubungan dengan video yang beredar di media sosial saat ini perihal produk kami yaitu Indocafe Coffeemix yang mengandung drugs, maka dengan ini kami membantah dengan sekeras-kerasnya hal tersebut adalah tidak benar dan merupakan pemberitaan yang bohong,” bunyi salah satu poin pernyataan tersebut.
Perusahaan tersebut juga mengatakan bahwa produk tersebut diproduksi dengan pengawasan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Mereka meminta masyarakat tidak menyebarkan video tersebut. Bantahan juga mereka sampaikan melalui Instagram.
Dilansir CNBC Indonesia, pada 29 November 2023, video itu diduga disebarkan pertama kali oleh akun Instagram @dianaz_780 milik warga Malaysia. Klaim yang disertakan dalam video itu telah dibantah.
Namun, kini video itu beredar kembali di Indonesia dengan tambahan narasi bahwa kopi itu diedarkan untuk membunuh dan mengurangi jumlah penduduk.
KESIMPULAN:
Narasi yang mengatakan kopi saset Indocafe Coffeemix mengandung obat berbahaya, yang diedarkan untuk membunuh dan mengurangi jumlah penduduk adalah salah.
Video dan klaim tersebut telah muncul sejak November 2023 dan telah dibantah produsennya. Namun, kini kembali beredar di Indonesia dengan tambahan narasi tujuan penyebaran kopi tersebut untuk mengurangi jumlah penduduk, padahal klaim itu keliru.