FENOMENA APHELION SEBABKAN CUACA DINGIN DI INDONESIA

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
FENOMENA - ALAM
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
INSTAGRAM
BUKTI ADUAN
TEXT
PETUGAS CEK FAKTA
DILIHAT
193 KALI

Kamis, 15 Juli 2021

FENOMENA APHELION SEBABKAN CUACA DINGIN DI INDONESIA


Klaim tentang fenomena Aphelion menyebabkan cuaca dingin di Indonesia beredar di media sosial. Narasi yang beredar narasi yang menyebut bahwa fenomena Aphelion akan menyebabkan cuaca dingin dan berdampak pada meriang, flu, batuk, hingga sesak napas.

CEK FAKTA: 

Pengamat t Meteorologi dan Geofisika (PMG) Ahli BMKG Makassar, Kaharuddin mengatakan bumi akan menyelesaikan separuh perjalanan dalam mengelilingi matahari. Fenomena Aphelion ini terjadi karena orbit bumi tidak melingkar dengan sempurna malinkan berbentuk elips.


"Dengan bentuk elips ini, mengakibatkan jarak bumi dan matahari bervariasi, sekitar 3 persen sepanjang tahun," katanya awal Juli lalu.

Diameter matahari terlihat lebih kecil dibandingkan rata-rata, yakni sekitar 15,73 menit busur atau berkurang 1,68 persen.


Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebutkan posisi bumi yang berada pada titik terjauh dari matahari tidak akan berpengaruh pada suhu maupun panas yang diterima bumi.

Melalui akun Instagram resminya, LAPAN menyampaikan akan terjadi suhu dingin ketika pagi hari yang akan terjadi sampai Agustus. Hal ini, merupakan peristiwa yang biasa terjadi pada musim kemarau. 

Menurut LAPAN, cuaca dingin yang muncul belakangan ini dikarenakan tutupan awan yang sedikit sehingga tidak ada panas dari permukaan Bumi.


Posisi bumi dengan titik terjauh dari matahari juga tidak mempengaruhi panas yang diterima bumi. Panas dari matahari akan terdistribusi ke seluruh bumi, dengan distribusi yang juga dipengaruhi pola angin.


KESIMPULAN: 

Klaim tentang fenomena Aphelion menyebabkan cuaca dingin di Indonesia ternyata tidak benar. Faktanya suhu dingin yang terjadi belakangan ini hingga Agustus 2021 merupakan hal yang biasa.


Hal ini dikarenakan tutupan awan yang sedikit sehingga tidak ada panas dari permukaan Bumi (yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari) yang dipantulkan kembali ke permukaan Bumi oleh awan.


Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content.

RUJUKAN: 
https://bit.ly/3kpbGgL
https://bit.ly/3igAF2X
https://bit.ly/2TfIuO1