BERKAT BERBAGAI OTOPSI, SEKARANG CHINA SUDAH MENGERTI CIRI-CIRI VIRUS CORONA

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - CORONA
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
WHATSAPP
BUKTI ADUAN
TEXT
PETUGAS CEK FAKTA
DILIHAT
168 KALI

Selasa, 24 Maret 2020

CHINA KELUARKAN 10 REKOMENDASI USAI OTOPSI JASAD KORBAN COVID-19


[MISLEADING CONTENT]


Berdasarkan aduan yang masuk ke Tim Jabar Saber Hoaks. Sebuah pesan berantai tentang 10 rekomendasi untuk menjauhkan diri dari Covid-19 beredar melalui aplikasi pesan singkat Whatsapp dan media sosial.


[CEK FAKTA]


Benarkah dari hasil autopsi yang dilakukan kemudian China memberikan 10 rekomendasi seperti dalam klaim?


Dari hasil penelusuran, sejak autopsi pertama yang dilakukan Februari 2020 hingga yang dimuat di situs jurnal ilmiah Nature pada 14 April 2020, tak ada yang menyebut 10 rekomendasi yang tertera dalam klaim. 


Untuk penelusuran mengenai 10 rekomendasi:


1. Minum air hangat dapat usir COVID-19  (Salah)


Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menjelaskan COVID-19 dapat ditularkan di semua area, termasuk daerah dengan kondisi panas dan lembab, seperti dilansir "Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public: Myth busters".


Metode minum air hangat setiap 20 menit untuk melembabkan rongga mulut dan mengusir virus corona jenis baru (Sars-Cov-2), termasuk pada informasi yang salah sebagaimana terdapat dalam situs resmi WHO.
 


2. Berkumur dengan air cuka, garam, atau lemon tangkal COVID-19 (Salah)


WHO menyatakan tidak ada bukti ilmiah bahwa lemon mampu mencegah COVID-19. WHO lebih merekomendasikan untuk mengonsumsi buah dan sayuran yang cukup, mengacu laporan ANTARA berjudul "Mengonsumsi lemon dan kunyit tak mampu cegah corona".


Snopes.com, situs pengecek fakta yang berbasis di Amerika Serikat, juga membantah kabar tentang berkumur air hangat dengan campuran garam ataupun cuka dapat mengobati COVID-19.  "Berkumur air hangat dengan campuran garam ataupun cuka telah lama digunakan sebagai cara menghilangkan gejala yang berhubungan dengan flu dan sakit tenggorokan. Tapi, tidak ada bukti cara itu dapat membantu menangkal atau mengusir Covid-19," dikutip dari Snopes.com dalam artikel "Will Gargling with Salt Water or Vinegar ‘Eliminate’ the COVID-19 Coronavirus?".
 


3. Menjemur pakaian dapat menetralkan virus (Salah)


Dalam berita ANTARA berjudul "LIPI merilis produk rumah tangga untuk disinfektan cegah COVID-19", disebutkan virus corona memiliki selubung atau sampul dengan pelindung lapisan lemak. Lapisan lemak tersebut dapat dirusak dengan bahan aktif di antaranya Sodium hypochlorite, Ethyl alcohol atau ethanol. Obat pembersih lantai serta obat pemutih pakaian masuk dalam rekomendasi LIPI sebagai disinfektan.


Salah koalisi tangkal hoaks internasional, Politifact.com, dalam artikel "Sun exposure does not kill the coronavirus", menyatakan informasi tentang mencegah dan menyembuhkan COVID-19 dengan mencuci serta menjemur pakaian agar terkena matahari merupakan hoaks.


Badan PBB Pengelola Dana Anak-anak Internasional (UNICEF) pada berita tersebut juga menyebutkan bahwa belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan sinar matahari bisa membunuh virus corona Covid-19.
 


4. Virus bisa bertahan di logam hingga sembilan hari (Salah)


Hasil penelitian sejumlah lembaga kesehatan dan penelitian medis yang dipublikasikan Badan Kesehatan AS menyebutkan virus corona baru dapat bertahan di permukaan logam hingga tiga hari.


Pembersihan permukaan logam secara teratur saja tidak dapat menghilangkan virus penyebab COVID-19 jika tidak disertai disinfektan.
 


5. Cegah COVID-19 dengan tidak merokok (Benar)


Kepala Lembaga Biologi Molekuler EIjkman Prof Amin Soebandrio mengatakan merokok dapat meningkatkan risiko tertular virus corona baru yang menyebabkan COVID-19, sebagaimana diberitakan ANTARA melalui laporan "Lembaga EIjkman: Merokok tingkatkan risiko tertular COVID-19".


"Menurut hasil studi yang masif dilakukan di China setelah kasus COVID-19 merebak, ditemukan ACE2 dan CD209 diekspresikan lebih banyak di paru-paru perokok," ujar Amin Soebandrio. Dengan demikian, perokok lebih berpeluang terjangkit COVID-19 dibandingkan orang yang tidak merokok.
 


6. Mencuci tangan dengan sabun halau COVID-19 (Benar)


Walaupun tidak spesifik menyebut perlu mencuci tangan setiap 20 menit sekali, WHO tetap menyarankan agar masyarakat dunia sering membasuh tangan dengan sabun dan air sebagai salah satu cara menghalangi penyebaran COVID-19, dikutip dari laman resmi WHO "Pass the message: Five steps to kicking out coronavirus".


Terkait ketentuan durasi cuci tangan, makalah yang dipresentasikan Asosiasi Internasional untuk Perlindungan Makanan pada 2012, menunjukkan peserta studi yang mencuci tangan selama 20 detik alami pengurangan jumlah bakteri di tangan secara signifikan daripada mereka yang mencuci tangan hanya lima detik, seperti ditulis Tempo.co dalam artikel  "Alasan Harus Mencuci Tangan Selama 20 Detik".                


 


7. Makanan bergizi lengkap dan bukan hanya vitamin C (Benar)


Direktur Pusat Nutrisi dan Manajemen Berat Badan di Boston Medical Center Caroline Apovian menyampaikan tidak ada satu makanan khusus atau satu obat herbal tertentu yang dapat menguatkan sistem imun melawan penyakit.


"Jika terpapar virus corona, tidak peduli berapa banyak jeruk yang Anda makan, Anda akan terkena (penyakit)," kata Caroline melansir berita ANTARA "Bukan satu makanan khusus untuk tingkatkan sistem imun melawan corona".


Menurut dia, konsumsi gizi seimbang, yang didapat dari berbagai sumber makanan, layaknya buah, sayur, protein, dan menerapkan pola hidup sehat, jadi cara untuk menguatkan kekebalan tubuh sehingga terhindar dari penyakit termasuk virus.


 


8. Hewan tidak menyebarkan COVID-19 kepada manusia (Benar)


Walaupun virus yang sangat mirip dengan COVID-19 ditemukan pada kelelawar tapal kuda China. Namun hingga kini, para peneliti belum bisa memastikan bahwa pandemi itu ditularkan oleh kelelawar ke manusia, dikutip dari CNBC Indonesia dalam berita berjudul "Corona Bukan Cuma Salah Kampret, Ilmuwan: Manusia Juga!".


Sementara itu, dokter hewan Novi Wulandari menyampaikan belum ada hasil riset yang bisa membuktikan bahwa COVID-19 dapat menginfeksi hewan peliharaan, layaknya anjing dan kucing, dilansir dari berita ANTARA "Anjing bisa kena virus corona, tapi bukan COVID-19".
 


9. Menghindari makanan atau minuman dingin bantu cegah COVID-19 (Salah)


WHO menyebutkan tidak ada bukti ilmiah bahwa makan-makanan beku yang dibuat secara higienis dan es krim dapat menyebarkan virus corona baru, mengutip barita ANTARA "Mengonsumsi lemon dan kunyit tak mampu cegah corona".                                 


 


10. COVID-19 bertahan di tenggorokan selama 3 atau 4 hari sebelum pindah ke paru-paru (Salah)


WHO menerangkan sebagian besar perkiraan masa inkubasi untuk COVID-19 berkisar antara 1-14 hari. Namun, paling umum sekitar lima hari. Masa inkubasi, merupakan waktu saat terinfeksi virus hingga mulai terlihat gejala penyakit.


Terkait waktu pergerakan virus yang dikatakan dapat bertahan hingga 3-4 hari di tenggorokan, hingga kini, belum ditemukan penelitian yang secara spesifik mengelaborasi narasi tersebut. Bahkan, WHO pun belum mengeluarkan data itu, sehingga dapat disimpulkan bahwa narasi yang beredar tersebut tidak dapat dibenarkan.


[REFERENSI]


https://bit.ly/365cI8x


https://bit.ly/35Up1Eh


https://bit.ly/2WqK26v