Setelah kami melakukan penelusuran bangunan di Jayapura yang dibakar adalah rumah, tempat usaha, serta perkantoran milik pemerintah dan perusahaan swasta. Artinya, pembakaran itu tidak terkait dengan salah satu etnis tertentu.
[PENJELASAN]
Setelah melakukan penelusuran, dilansir dari tempo.co jika ditelaah video yang mengklaim bahwa gedung bea cukai di Jayapura habis terbakar adalah benar adanya, hal tersebut diidentifikasi melalui video yang beredar dengan foto dari salah satu artikel tempo.co yang berjudul “Pasca-Rusuh Jayapura, Kapolda Papua Minta Pendatang Tahan Diri” edisi 30 Agustus 2019. Foto itu bersumber dari Kantor Berita Antara.
Foto itu menampakkan sisi kiri gedung yang hangus terbakar, kain terpal berwarna biru, dan dua mobil yang rusak parah. Kondisi ini cocok dengan yang terekam di video. Dengan demikian, foto ini terkonfirmasi berada di Jayapura, tepatnya di Jalan Koti, sesuai alamat Bea Cukai Jayapura.
Pimpinan redaksi Kabarpapua.co, Syamsudin Levi, juga membenarkan bahwa isi video itu memang merupakan suasana Jayapura setelah kerusuhan pada 29 Agustus 2019. Video diambil di Jalan Koti, depan Pelabuhan Jayapura.
.
“Mobil itu dari arah pusat Jayapura menuju tanjakan Weref ke arah Argapura-Hamadi-Entrop dan Abepura,” kata Syamsudin Levi kepada Tim CekFakta Tempo pada Senin, 2 September 2019.
Tempo mewawancarai Daeng Ipul, relawan Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), yang sedang bertugas di Jayapura. Pada 31 Agustus 2019, saat akun Ida Strasser Neue mengunggah videonya, Daeng juga menempuh perjalanan dari Abepura ke Bandara Sentani. Saat itu, Daeng hendak terbang ke Makassar.
Menurut Daeng, perjalanan dari Abepura ke bandara cukup lancar dan tanpa dikawal oleh marinir. “Jalanan sudah ramai dan warga mulai membuka toko,” katanya kepada Tim CekFakta Tempo.
Daeng menjelaskan jalur ke bandara memang sempat tertutup pada 29 Agustus 2019 saat kerusuhan pecah karena banyak peserta demonstrasi yang berkumpul di daerah Waena dan Abepura. “Tapi itu cuma sebentar, saat mereka longmarch saja,” kata Daeng.
Adapun narasi “semua yang berbau Jawa hancur” juga salah. Pimpinan redaksi Kabarpapua.co, Syamsudin Levi, mengatakan bangunan di Jayapura yang dibakar adalah rumah, tempat usaha, serta perkantoran milik pemerintah dan perusahaan swasta. Artinya, pembakaran itu tidak terkait dengan salah satu etnis tertentu.
Dikutip dari Tribunnews.com, perkantoran yang hangus adalah Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), Kantor Komisi Pemilihan Umum Papua, Gedung Plaza Telkom, Dinas Komunikasi dan Informatika Papua, serta Kantor Balai Besar dan Meteorologi, Klomatologi, dan Geofisika Jayapura. Ada pula kantor diler Suzuki Entrop, kantor diler Daihatsu, Hotel Horison Kotaraja, Hotel Gran Abe, dan lainnya.
[SUMBER KLARIFIKASI]
http://bit.ly/2zWsrHG
http://bit.ly/2zWy3S4
http://bit.ly/2A5Nnw1