Senin, 22 April 2019
SBY Sudah Telepon Moeldoko Suruh Jokowi Akui Kekalahan
Narasi : Berdasarkan pantauan tim Jabar Saber Hoaks, telah beredar dan viral di media sosial. Informasi menyatakan SBY sudah telepon Moeldoko suruh Jokowi akui kekalahan. Staf pribadi Presiden ke-6 SBY, Ossy Dermawan menyatakan kabar yang mengatakan SBY sudah menelepon Ketua Harian TKN, Moeldoko dan memintanya agar Capres Jokowi mengakui kekalahannya adalah tidak benar atau hoaks. “Pesan yang dikirimkan via WhatsApp Messenger grup ini tidak benar,” katanya, Sabtu (20/4)
.
[Penjelasan]
Ossy menyatakan, Partai Demokrat masih solid berjuang dalam koalisi Indonesia Adil Makmur melalui cara-cara yang konstitusional. “Tidak benar SBY menelepon Moeldoko,” ujar dia
Sebelumnya beredar informasi di akun jejarang Facebook dengan narasi : “Bantu sebar ya
Pak SBY sudah telpon Moeldoko, suruh JKW akui kekalahan. Ini info dari seorang jenderal… Jadi gak usah pada gusar & panik lagi ya pejuang-pejuang 02
INFO VALID,” unggah akun Facebook El-Bahry Mst atau @bahrymst.blbr, Sabtu (20/4).”
Akun Facebook El-Bahry Mst atau @bahrymst.blbr mengunggah screenshot percakapan di Whatsapp yang berisi beberapa media televisi (TV), mulai meliput di Kartanegara, merujuk kediaman Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto. Dalam screenshot itu juga disebutkan Perhitungan KPU resmi jam 20.45, 02 sementara unggul 58,16% dan 01 meraih 41,84% dengan melampirkan link berikut
https://pemilu2019.kpu.go.id/….
Ditambah lagi akun @bahrymst.blbr juga menuliskan ulang isi pesan yang ada diakhir screenshot yang dilampirkan, yaitu “Bantu sebar ya Pak SBY sudah telpon Moeldoko, suruh JKW akui kekalahan. Ini info dari seorang jenderal… Jadi gak usah pada gusar & panik lagi ya pejuang-pejuang 02 INFO VALID.”
Selain di Facebook, ada juga link dari
konfrontasi.com sebagai berikut
http://www.konfrontasi.com/…/pak-sby-sudah-telpon-moeldoko-… . Namun setelah diakses, nyatanya isi informasinya tidak sesuai dengan link, tapi justru berjudul “MUI Minta Penyelenggara Pemilu Jurdil, Netral dan Transparan”.