Sabtu, 23 Maret 2019
[BERITA]
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Apa itu fenomena ekuinoks atau dalam bahasa latin equinox? Saat ini sebagian besar masyarakat tengah digemparkan dengan fenomena tersebut.
Dilansir Tribunjabar.id dari bmkg.go.id, fenomena ekuinoks atau equinox adalah satu fenomena astronomi dimana matahari melintasi garis khatulistiwa.
Secara periodik, fenomena equinox berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu sehari pada musim semi dan sehari di musim gugur.
Equinox biasanya terjadi pada Maret yang merupakan pertanda awal musim semi di belahan bumi utara dan musim gugur di belahan bumi selatan. Kemudian September merupakan pertanda awal musim gugur di belahan bumi utara dan musim semi di belahan bumi selatan. Saat fenomena ini berlangsung, di luar bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian utara maupun selatan.
Perlu dicatat pula, disaat yang bersamaan, pada 18 hingga 25 Maret, akan terjadi peristiwa sun outage terhadap satelit komunikasi.
Fenomena tersebut terjadi ketika matahari berada pada arah yang sama dengan arah datangnya sinyal satelit komunikasi yang mengitari bumi pada ketinggian 36 ribu kilometer.
Kata Ekuinoks berasal dari bahasa latin yaitu equinox, yaitu aequus yang berarti sama dan nox yang berarti malam. Saat fenomena ekuinoks terjadi, maka siang dan malam memiliki waktu yang sama yaitu masing-masing 12 jam.
Di Indonesia tepatnya di kota-kota yang berada di ekuator, antara 23,5 derajat lintang selatan hingga 23,5 derajat lintang utara, akan mengalami kluminasi atau transit. Kota-kota tersebut misalnya seperti Pontianak (Kalimantan Barat) dan Bonjol (Sumatra Barat).
Di Pontianak transit terjadi pada pukul 11.50 WIB. Saat itu, mata hari hampir tepat di atas kepala (titik zenith). Pada fenomena ekuinoks matahari mencapai titik dekat dengan bumi.
Fenomena ekuinoks juga tidak selalu mengakibatkan suhu maksimal di Indonesia mencapai 32-36 derajat celcius.
.
[SUMBER BERITA]
https://bit.ly/2Fw4AC5
https://bit.ly/2U9nhUm