Rabu, 20 Maret 2019

FATWA HARAM PUBG
.
[BERITA]
Banyak warginet yang menanyakan adanya wacana haram PUBG. Setelah kami melakukan penelusuran. Ternyata wacana  fatwa haram tersebut masih memerlukan kajian komprehensif.
.
[PENJELASAN]
BANDUNG,(PRFM) - Usai penyerangan brutal ke dua masjid yang terjadi di Selandia Baru pekan lalu, MUI Jawa Barat berencana mengeluarkan fatwa haram PlayerUnknowns Battlegrounds (PUBG). Pasalnya, game bertemakan perang dan bertahan hidup sambil membunuh orang tersebut dianggap bisa mempengaruhi banyak orang untuk melakukan hal tersebut. Terlebih, pelaku penembakan di Selandia Baru mengaku melakukan aksisnya usai terinspirasi game serupa.
Sekretaris Umum MUI Jabar Rafani Achyar menyebutkan, tak sedikit warga yang menanyakan bagaimana bisa sebuah game atau permainan bisa mempengaruhi orang melakukan tindakan keji. Oleh karena itu, pihaknya melakukan kajian terhadap PUBG tersebut.
"Nah dari peristiwa dan pertanyaan masyarakat itulah kami merespon. Kami lakukan kajian kecil di internal MUI. Nah kesimpulannya ini menarik untuk dilakukan kajian (fatwa haram PUBG)," ucap Rafani saat on air di PRFM, Jumat (22/3/2019).
Namun demikian, untuk memfatwakan PUBG haram atau tidak, Rafani mengaku pihaknya tidak bisa menentukan sendiri. Dalam mengkajinya, kata Rafani, pihaknya harus melakukan kajian secara komprehensif dari berbagai sudut pandang.
"Kan kalau mengkaji sesuatu itu harus komprehensif aturannya di MUI maka kita berfikir kalau kita harus menghadirkan bebrbagai pakar. Kalau ada pakar game, pakar pembuat game, pakar psikologi, pakar pendidikan, pokoknya yang berkaitan dengan game," ujarnya.
Pada prinsipnya, tegas Rafani, pihaknya dalam menentukan PUBG itu haram atau tidak dilihat dari manfaat dan madharatnya game tersebut. Jika madharatnya lebih banyak, maka kemungkinan PUBG itu diharamkan bisa saja ada.
"Kalau menimbulkan madharat yang lebih besar ya dalam hukum islam itu kan harus ditolak, memperhitungkan manfaat yang kecil mengabaikan madharat itu ga boleh. Madharat itu harus didahulukan penghitungannya ketimbang menghitung manfaatnya," jelasnya.
.
[SUMBER KLARIFIKASI]
https://bit.ly/2Fn2cwh
https://bit.ly/2CzlEp3