Hoaks di Masa Pandemi

Dilihat: 898 kali
Kamis, 20 Mei 2021

Hoaks pada sejarahnya merupakan sebuah bentuk kebohongan yang sifatnya menghibur yang berawal dari sebuah pembukaan sulap, sebuah mantra penghibur, kemudian berkembang menjadi sebuah alat propaganda yang menyebar luas cepat dan masif dalam kemasan media massa. Alih alih sebagai bentuk parodi kebohongan, hoaks tidak mengenal strata pendidikan, bahkan kaum akademisi pun tak luput dari paparan hoaks. Di Jawa Barat, atas prakarsa Gubernur Jawa Barat telah didirikan Tim Jabar Saber Hoaks pada tahun 2018.

Tim ini  dibentuk sebagai upaya proaktif Pemprov Jabar untuk membentengi warga Jabar dari sebaran berita bohong yang kerap meresahkan. Jabar Saber Hoaks merupakan lembaga resmi di bawah naungan Diskominfo Provinsi Jawa Barat, yang bertugas memverifikasi informasi sumir yang beredar di masyarakat serta sebagai media klarifikasi Jawa Barat dalam mengantisipasi dan menangkal hoaks yang menyebar di Jawa Barat.

Terkait Isu Covid 19 sepanjang tahun 2020 Tim Jabar Saber hoaks menerima aduan terkait Covid 19 sebanyak 1.511 aduan. Pada bulan Maret menjadi bulan tertinggi dalam kasus aduan Hoaks terkait covid hal ini merupakan hal yang wajar dikarenakan pertama kali Presiden Joko Widodo mengumumkan pasien positif COVID -19 di Kota Depok, pada tanggal 2 Maret 2020. Sedangkan aduan terbanyak selama tahun 2020 didapatkan melalui kanal whatsapp 1122 aduan, Instagram 887 aduan, Twitter 18 aduan kemudian facebook 11 aduan, Line 2 aduan.

Menurut data We are Social Hotsuit 2020 YouTube menjadi platform yang paling sering digunakan pengguna media sosial di Indonesia berusia 16 hingga 64 tahun Persentase pengguna yang mengakses Youtube mencapai 88%. Media sosial yang paling sering diakses selanjutnya adalah WhatsApp sebesar 84%, Facebook sebesar 82%, dan Instagram 79%. Hal ini menjadi wajar saat aduan hoaks covid terbanyak berasal dari kanal WhatsApp.

Selain data aduan berdasarkan kanal, tim Jabar Saber Hoaks pun mencatat data daerah yang sering dikaitkan dengan Hoaks kota Bandung menjadi kota terbanyak yang disebut dalam informasi Hoaks dengan 365 kasus kemuadian disusul oleh kabupaten Bandung sebanyak 175 kasus hal ini dapat dipicu oleh banyaknya pengguna internet di wilayah tersebut. hasil survey APJII tahun 2020 Persentase pengguna internet di Jawa Barat 71,6 % naik 13,3% di banding tahun 2019 yaitu 58,3%, dengan jumlah pengguna internet di jawa Barat 35.100.611 juta pada tahun 2019-2020 dan 28.261.216 Juta pada tahun 2018.

Sedangkan menurut Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat (Badan Pusat Statistik) tahun 2020, jumlah penduduk usia 5 tahun keatas yang menggunakan internet di kota Bandung sebanyak 76,73% sedangkan untuk Kabupaten Bandung sebanyak 61,38%.

Berdasarkan survei Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) kelompok lebih rentan hoaks yakni berumur 35 tahun ke atas yang lahir sebelum teknologi semaju saat ini, Selain itu, kelompok usia yang lebih matang tersebut juga berpotensi menjadi pelaku penyebar hoaks. Hal itu dikarenakan kebiasaan untuk melakuka foward dengan hanya membaca judul yang provokatif tanpa melakukan verifikasi, sedangkan milenial lebih melek karena milenial dinilai lebih akrab dengan teknologi

Hoaks bisa menjadi pemicu munculnya keributan, keresahan, perselisihan bahkan ujaran kebencian. Akhir-akhir ini, bertebarnya Hoaks di tengah masyarakat kian populer dengan memanfaatkan kondisi pandemi global Covid-19.

Mengingat akan dampak buruknya, setiap orang harus paham untuk menghindarinya. Selain itu, Hoaks juga bisa menganggu kesehatan mental. Dalam sebuah studi, para psikolog sepakat bahwa berita Hoaks bisa memberikan dampak buruk pada kesehatan mental, seperti post-traumatic stress syndrome (PTSD), menimbulkan kecemasan, sampai kekerasan..

Hoaks dapat menimbulkan kecemasan dan memicu kepanikan publik. Pikiran menjadi imajiner membayangkan keadaan secara berlebihan. Selain itu, Hoaks juga mengganggu situasi emosional dan suasana hati yang berkepanjangan sampai menghantui pikiran dalam waktu yang lama; manipulasi dan kecurangan dapat menjatuhkan manusia. Jika terus dibiarkan, penyebaran informasi palsu dapat membentuk mental masyarakat ke arah pemahaman Hoaks. Mudah percaya dengan informasi palsu tanpa melakukan perbandingan atau klarifikasi terhadap sumbernya.

Penyebaran informasi Hoaks membawa dampak kepada masyarakat, dampak, informasi yang menakutkan tentang COVID-19 juga membuat masyarakat sedih. Kondisi itu berdampak pada imunitas seseorang di tengah masa pandemi. Dan ini sangat membahayakan disaat kita masih menghadapi wabah virus COVID -19.

Dilansir dari situs ngelag.com kita bisa berperan dalam memutus mata rantai Hoaks itu sendiri serta agar tidak mudah percaya begitu saja terhadap informasi yang didapatkan, Berikut beberapa tips agar terhindar dari berita Hoaks:

1. Selalu Ingat , Tidak Semua Yang Kamu Baca Di Internet Dan Social Media Adalah Benar

2. Jangan Mudah Terprovokasi

3. Baca Berita Hanya Dari Sumber Yang Kredibel

4. Baca Dulu Beritanya , Baru Share Ke Social Media

5. Jangan Menelan Mentah-Mentah Informasi Yang Kalian Temukan Dari Internet

6. Jangan Percaya Mitos


(Penulis: Herni Nurtini, S.Si / Staff Kompilasi Data Diskominfo Jabar)


Diolah dari berbagai sumber