STOP HOAKS CUY!
Bro…, tak sedikit orang menjadi korban hoaks, mulai dari di PHP-in soal janji palsu bahkan informasi yang menyesatkan banyak orang.
Hoaks, tentu saja merugikan, baik secara material maupun spiritual. Hoaks bukan menjadi untung, malah menjadi buntung. Betapa banyak orang yang tertipu gara-gara pesan yang berantai membuat kehilangan uang.
Makhluk hoaks tidak pandang bulu untuk memangsa korbannya, mulai dari orang yang pintar sampai pada orang dengan level kewarasan ala kadarnya. Hoaks pun tidak pandang usia, mulai dari bocah yang keblinger segala asupan informasi dikunyah sampai pada taraf manula yang level bacanya musti pake kaca mata.
Yang tak kalah gaswat, ketika hoaks sudah menyabit-serempet perkara SARA, itu membuat kita renggang bahkan kerukunan menjadi pecah berantakan.
Modus pengiriman hoaks, seiring dengan perkembangan kecanggihan perangkat informasi teknologi (infotek), ikut berkembang maju dengan dengan berbagai dengan pola kemajuannya. Jika dulu hoaks hanya lewat lisan dan diantar dengan kuda dan unta, hari ini, si hoaks sangat halus, menyelinap pada kanal-kanal media sosial, menyebar lewat pesan rantai di WA grup, dan lain-lain sebagainya.
Modus dan jenisnya pun semakin kompleks dan mampu menggoyahkan keyakinan kita, mulai dari menyatir dan memparodikan sebuah konten dan narasi, merubah judul dan isi pesan, membuat supaya judul menjadi tidak nyambung denga isi pesan / berita, atau gambar dan video, bahkan menyengaja dari nol mengada-ngada membuat informasi dan berita.
Heboh, bombastis, “viralkan!”, “Sebarkan!”, barangkali bagian dari ciri atau kode sebuah hoaks. Namun tidak semua hal tersebut menjadi hoaks. Banyak pula slogan atau jargon tersebut sengaja dipakai setulus hati namun untuk meraih eksistensi (manggung) supaya beken, hal itu sah-sah saja.
Ragam motif alias maksut orang untuk sekedar eksis, dan jangan salah dalam medsos yang diatur oleh sebuah platform, kadang mengutamakan atau menomorsatuin profit, lewat iklan-iklan atau yang kita kenal dengan ads, klik bait, dan itungan rumit dalam wadah data gede atau yang disebut big data dengan utak atik kalkulasi alogaritma.
Jangan salah brow, membuat berita hoaks dengan sengaja (pabrikasi konten), atau sekedar bikin narasi dan konten yang ngasal tapi menguntungkan diri sendiri dapet meraup pundi-pundi, menghasilkan profit sekalipun nggak benefit.
Benefit inilah yang barangkali bagi Jabar Saber Hoaks perlu menjadi prinsip nomer wahid yang musti dipegang oleh para netizen. Benefit dengan ungkapan rada panjang adalah: sebaik-baiknya manusia adalah manusia bermanfa’aat bagi orang lain. So, bikinlah informasi atau konten yang tidak hanya menarik duit-meraup untung, namun juga bermanf’aat bagi kewarasan bangsa, bermanfa’at buat keselamatan dunia ampe akherat. (snd-jsh)
Bandung, 10 Oktober 2020